PRAPASKAH
adalah masa persiapan sebelum paskah. Prapaskah adalah masa di mana jemaat mengenang dan menghayati kembali seluruh perjalanan pelayanan Yesus yang penuh tantangan dan derita, yang dimulai dari Kaisarea Filipi sampai di Yerusalem. Oleh karena itu, masa ini adalah merupakan kesempatan untuk jemaat berpuasa, meratap, sadar diri, menyesal dan bertobat.
Ada yang memulainya pada hari ke-70 sebelum Paskah Septuagesima (berarti 'yang ke-70'), melambangkan ke-70 bangsa di dunia atau ke-70 tahun masa pembuangan di negeri Babel (2 Taw.36:21; Yer. 25:11,12).
Ada juga yang memulainya pada hari ke-60 sebelum Paskah; Sexagesima (berarti 'yang ke-60'). Ada juga yang memulainya pada hari ke-50 sebelum Paskah; Quinquagesima (berarti 'yang ke-50'), sama seperti Pentakosta (Hari ke-50), sehingga seluruh Paskah menjadi '100 Hari’.
Mengacu pada kesaksian Alkitab tentang masa pergumulan dan pertobatan, baik yang dialami umat Israel di padang gurun; Musa di atas gunung; Elia dalam perjalanan ke Horeb; Pertobatan orang Niniwe setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan terakhir Yesus yang berpuasa di padang gurun maka GPIB memperingati masa prapaskah selama 40 hari atau 6 (Enam) Minggu. Bahasa latinnya adalah Quadragesima (berarti 'yang ke-40'); hari ke-40 sebelum Paskah, yang dikenal dengan Hari Rabu Abu (hari Rabu sebelum Minggu Prapaskah VI).
RABU ABU adalah awal masa 40 hari atau masa 6 Minggu Prapaskah. Abu yang secara simbolik ditaruh di atas kepala atau dijadikan alas tempat tidur menunjukkan perendahan diri, intropeksi, perkabungan, pertobatan, pendekatan diri kepada Tuhan: sebagai peringatan bahwa manusia tidaklah lebih daripada debu di hadapan Allah (Kej. 18:27; 2 Sam. 13:19; Est.4:1,3; Ayb, 2:8;42:6 Yes.58:5, Yeh. 27:30; Dan 9:3; Yun. 3:6).
Jika dihitung menurut jumlah hari antara Rabu Abu dan Paskah, maka ternyata jumlah itu bukan 40, melainkan 46. Dalam hal ini, 6 Hari Minggu tidak terhitung karena Hari Minggu tetap mengacu kepada Kebangkitan Kristus. Enam Hari Minggu tersebut bagaikan enam oasis di padang gurun yang menjadi tempat untuk melepas lelah dan penyegaran untuk terus menjalani gurun kehidupan. Jemaat yang beribadah pada 6 Hari Minggu dalam masa prapaskah akan memperoleh kekuatan sehingga tetap tabah melangkah menjalani masa 40 hari sampai memuncak pada Hari Paskah.
Minggu Prapaskah dihitung mulai dari Minggu Prapaskah VI dan seterusnya sampai Minggu Prapaskah I. Hal ini penting karena Jumat Agung atau peringatan Kematian Yesus Kristus terjadi dalam Minggu Prapaskah I.
Hari Minggu VI Prapaskah (Latin Invocabit) artinya 'Bila ia berseru’Mzm, 91:15)
Hari Minggu V Prapaskah (Latin Reminiscere) artinya ‘Ingatlah' (Mzm 25:6),
Hari Minggu IV Prapaskah (Latin Oculi) artinya "Mata (ku) (Mzm. 25:15).
Hari Minggu III Prapaskah (Latin Laetare) artinya ‘Bersukacitalah' Yes, 66:10; bd Mazmur 122).
Hari Minggu II PraPaskah (Latin Judica) artinya 'Berilah Keadilan' Mzm.43:1).
Hari Minggu I Prapaskah (Latin Palmarum) artinya 'Hari Palma' (bnd. Yoh. 12:13), terkait perjalanan Yesus Masuk ke Yerusalem. Hari Minggu ini juga disebut Hari Minggu Passio (Minggu Sengsara).
Simbol Minggu Prapaskah adalah gambar Ikan warna putih dengan tulisan IXTUS warna emas di atas kain warna ungu tua; dibawah gambar tertulis 'Yesus Kristus, Anak Allah, Juruselamat’ dari kata IXHTUS = YESU KRISTU, THEOS HUIOS, SOTERIA