EPIFANI
(Yun. Epifanea = penampakan). Istilah ini awalnya dipakai untuk penampakkan kaisar atau patungnya sebagai dewa pada puncak manifestasi di stadion atau amfiteater (tempat tontonan besar untuk rakyat).
Jemaat Kristen pertama tidak mengakui kaisar, melainkan Yesus Kristus yang tersalip sebagai Tuhan. Istilah ‘Epifani’ tetap mereka gunakan untuk peringatan Penampakan (penyataan atau tampil di muka umum) Sang Juruselamat yang bernama Yesus. Makanya, Epifani lebih terkait dengan perisitiwa-peristiwa sbb.: penampakan Bintang di Timur, penyembahan orang Majus, Bayi Yesus yang dibawa oleh orang tuanya ke Bait Allah untuk diserahkan kepada Allah, tampilnya Yesus di sungai Yordan untuk dibaptis Yohanes dan penetapan-Nya sebagai Anak Allah (dengan suara dari atas : 'Inilah Anak-Ku’).
Hari Epifani dirayakan pada 6 Januari; sedangkan Hari Minggu Epifani dimulai pada Hari Minggu terdekat setelah tanggal 6 Januari. Hari Minggu terakhir Epifani adalah Hari Minggu transfigurasi (perubahan wujud Yesus) disebut juga Esto Mihi = 'Jadilah bagiku' (Mzm. 31:3b). Menurut Cerita Injil, Hari Minggu Transfigurasi merupakan titik peralihan dari Galilea menuju Yerusalem. Artinya, Yesus mulali meninggalkan Galilea untuk melakukan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
Pada peristiwa pemuliaan Yesus di atas gunung dan penetapan kembali sebagai Anak yang dikashi dan dikenan oleh Allah (Lukas 9:31) dikatakan bahwa Musa dan Elia berbicara dengan Yesus tentang 'tujuan kepergian-Nya' (Yun. ekshodos atau exodus-Nya) ke Yerusalem, yakni agar paskah digenapi oleh-Nya.
Simbol Hari dan Minggu Epifani adalah Bintang bersegi lima (warna putih) di dalam Lingkaran (warna kuning) di atas kain warna Hijau.